"Setelah saya lihat dari beberapa foto, crop circle di Sleman sebelumnya telah terlihat di beberapa negara lain," kata Andrews kepada Tempo melalui surat elektronik, Kamis (27/1). Tapi untuk menjelaskan lebih jauh, dia membutuhkan foto yang diambil dari helikopter.
Selama 30 tahun terakhir, Andrews meneliti secara mendalam fenomena crop circle di berbagai dunia. Ahli elektro dari Inggris ini juga menjadi penasihat Perdana Menteri Inggris Margaret Thatcher dan Ratu Elizabeth. Dia juga menulis berbagai buku tentang crop circle, di antaranya Crop Circles, Signs or Contact dan Government Circles.
Andrews juga melakukan penelitian khusus tentang crop circle pada 1999 hingga 2000. Hasilnya, kata Andrews, sebanyak 80 persen crop circle adalah buatan manusia. "Sedangkan 20 persen lagi tidak terpecahkan dan masih menjadi misteri," ujarnya.
Andrews menjelaskan dari 20 persen yang masih menjadi misteri memiliki ciri: lingkarannya lebih sederhana dan tidak rumit, tidak ada jejak manusia terutama bagian tengahnya, tanahnya tidak mendapat tekanan juga ada unsur magnetik yang cukup tinggi di sekitar crop cirle.
Ciri yang lain, lanjut Andrews, tanamannya tidak rusak hanya bengkok atau merunduk. Lalu, struktur tanamannya mengandung efek biofisika yang tidak biasa dan sulit dipecahkan, tidak ada alat yang bisa membuat lingkaran ini seperti crop circle yang dibuat manusia (hoax).
Nah, untuk membuktikan crop circle Sleman ini buatan manusia atau bukan, selain perlu foto dari atas, juga pengecekan langsung di lapangan. "Sayangnya kalau saya lihat, lokasinya sudah tidak lagi steril, terlalu banyak orang di sana, ini sudah terlambat," kata Andrews.
Namun Andrews sangat mengapresasi langkah pemerintah Indonesia yang bergerak cepat untuk meneliti crop circle ini. "Saya juga terkesan dengan otoritas di Indonesia yang memiliki pikiran terbuka soal ini," ujarnya.
No comments:
Post a Comment