JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut studi yang dilakukan oleh peneliti dari UC Santa Barbara, prediksi kiamat pada 21 Desember 2012 berdasarkan kalender Suku Maya tidak akurat. Kejadian menyeramkan seperti dalam film 2012 tidak bakal terjadi.
Kalender mesoamerika, yang digunakan Suku Maya, tidak pernah terang-terangan menyebutkan kalau dunia akan berakhir pada suatu tanggal. Lalu kenapa bisa muncul teori konspirasi tentang kiamat?
Suku Maya, yang hidup pada 250-900 Masehi, punya beberapa kalender. Salah satu kalender mereka terlalu singkat karena tidak bisa mencatat kejadian yang terjadi dalam jarak 52 tahun, baik di masa lampau maupun masa depan. Waktu 52 tahun itu didasarkan pada siklus sebuah generasi. Suku Maya berusaha membuat kalendar untuk menggantikan kalendar yang disebut dengan "Calendar Round".
Mereka membuat kalender bernama "Long Count" yang perhitungannya berakhir setelah 5.126 tahun. Suku Maya memulai perhitungan Long Count pada tahun 3114 Sebelum Masehi. Nah, menurut perhitungan, kalender itu akan habis masanya pada tahun 2012 Masehi. Setelah perhitungan lebih lanjut, siklus pertama kalender itu akan berakhir pada tanggal 21 Desember.
Menerjemahkan kalender kuno ke kalender modern (Gregorian) merupakan masalah. Para ilmuwan harus mencari beberapa kejadian yang sama dan menempatkan semua kejadian pada kedua kalender. Dengan demikian, kedua kalender dapat dibandingkan.
Pencarian kejadian ini ternyata jadi masalah juga. Suku Maya merupakan ahli astronomi. Mereka mencatat fase bulan, merekam gerhana, bahkan melacak gerakan Venus. Para pemerhati Suku Maya menggunakan faktor penghubung yang disebut dengan GMT, yang merupakan singkatan dari para peneliti yang membuat faktor tersebut-Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson. GMT menggunakan bukti astronomi, arkeologi, dan sejarah untuk menghubungkan Long Count dengan Gregorian.
Menurut Gerardo Aldana dari UC Santa Barbara mengatakan, "Akurasi bukti astronomi yang tercatat pada peninggalan Suku Maya dan teks kolonial masih tidak meyakinkan. Misidentifikasi kejadian astronomi sangat mungkin terjadi."
Aldana memberi contoh pemberian tanggal perang oleh pemimpin Dos Pilas, sebuah situs Suku Maya yang sekarang Guatemala. Sang pemimpin menentukan tanggal berdasarkan kemunculan Chak Ek'. Johan Normark, peneliti dari Department of Archaeology and Classical Studies, Stockholm University, menyebutkan kalau Chak Ek' dipercaya sebagai Venus. Dalam penelitian Aldana, Cak Ek' direferensikan sebagai meteor.
Perbedaan pada suatu kejadian membuat ada ketidaksesuaian pada penghubungan dua kalender. Kaitkan hal ini dengan hari kiamat-21 Desember 2012 bisa jadi bukan hari kiamat.(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)
No comments:
Post a Comment