Friday, November 9, 2012

"Sky Fall", Menampilkan Sisi Manusiawi James Bond



Dengan petualangan James Bond yang sudah memasuki usia 50 tahun, wajar jika studio film dan rumah produksi yang menggarap film mata-mata ini harus terus menampilkan sesuatu yang inovatif sehingga menarik untuk ditonton. Lewat “Skyfall”, kesempatan “peremajaan” produk James Bond dilakukan.

Ada tiga hal peremajaan yang dilakukan dalam film ini yang memang membuat “Skyfall” menjadi film petualangan James Bond yang lebih berisi dan secara kualitas berada di atas film-film James Bond sebelumnya. Perubahan pendekatan dan arahan film James Bond ke-23 ini tampaknya disambut antusias.

Di peluncuran minggu pertama di Inggris dan Skotlandia, “Skyfall” mencetak rekor baru dalam pencapaian minggu pertama box office di Inggris sebesar 287 juta dollar. Ini berarti setengah keuntungan dari film James Bond terlaris, “Casino Royale.” Dan, angka ini belum termasuk keuntungan di luar Inggris termasuk Amerika yang beredar tanggal 8 November.

Kembali ke asal
Digarap oleh sutradara Sam Mendes, yang pernah meraih 5 piala Oscar untuk film “American Beauty”, petualangan James Bond terlihat lebih membumi. “Skyfall” menceritakan tentang investigasi James Bond siapa yang membom markas MI6, setelah sebelumnya ia sempat dinyatakan meninggal saat beroperasi di Istanbul dalam sebuah misi mendapatkan kembali harddisk agen rahasia MI6 yang dicuri.

Sedikit sekali peralatan canggih dan unik yang digunakan sebagai alat perang agen rahasia 007 ini saat beroperasi. Peralatan canggih yang diberikan Q kali ini hanyalah berupa pistol dan radio pemancar lokasi. Saat harus melawan mati-matian melawan musuhnya, Raoul Silva, senjata yang digunakan dipakai pun kembali ke dasar. Yaitu, pisau yang diberikan oleh penjaga rumah James Bond. Begitu juga dengan adegan berkelahi yang lebih fokus pada baku tinju layaknya adegan perkelahian di film “Rambo”.

Karakter lebih manusiawi
Karater James Bond pun digambarkan lebih manusiawi. Setidaknya siapa orangtua dan seperti apa masa kecil Bond sedikit terkuak di film ini. Selain itu, hubungan M dan James Bond yang selama ini selalu terlihat selalu sebatas profesional di film-film sebelumnya, juga terkuak. Mereka sangat dekat. Kedekatan itu diperlihatkan ketika M bertemu dengan penjaga rumah James Bond dan memanggil nama M dengan nama sebenarnya, Emma.

Untuk menguatkan kesan bahwa agen rahasia pun manusia dengan konflik dan trauma masa kecil yang pernah ia alami, gambar-gambar dalam adegan saat James Bond kembali ke rumah orangtuanya pun kelam, dingin dan terbengkalai.

Dengan film berdurasi 143 menit, konflik masa kecil dan apakah ia harus kembali bertugas sebagai agen rahasia atau tidak pun dijahit dengan rapi, tanpa terasa dipaksakan.

Pemeran pendukung dihidupkan kembali
Di tengah keseriusan konflik yang dihadapi James Bond, yang membuat film ini menarik adalah dimunculkannya kembali tokoh-tokoh pendukung di lingkup kerja tokoh ciptaan Ian Flemming ini seperti tokoh Q, si penyuplai peralatan canggih James Bond, dan sekretaris M, Miss Moneypenny.

Selain itu, perubahan bos James Bond. Judi Dench yang sudah tampil dalam enam film James Bond sebelumnya sebagai M digantikan oleh Ralph Finnes yang sengaja mendapat nama juga dengan nama belakang M sehingga bos James Bond tetap berinisial M. Dari Emma, atau biasa dipanggil oleh para agen rahasianya dengan Mom, menjadi Gareth Mallory.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...